Beberapa pakar mendekripsikan
inteligensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah atau sebagai kemampuan
untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup.
Tes Inteligensi Individual
Tes Binet. Binet mengembangkan konsep mental
age (MA), yakni levellevel perkembangan individu yang berkaitan dengan
perkembangan lain. Pada tahun 1912 William Stern menciptakan konsep intelligence
quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi usia kronologis (chronological
age - CA), dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ = MA/CA x 100
Skala Wechsler. Menguji anak usia 4- 6 ½
tahun (digunakan tes WPPSI-R), anak dan remaja dari usia 6- 16 tahun ( digunakan
tes WAIS-R).
Tes Individual vs Tes Kelompok
Individual: seorang psikolog memahami
penilaian inteligensi individual sebagai interaksi antara pemeriksa dan murid.
Kelompok: kekurangannya tidak dapat
memahami instruksi atau mungkin diganggu oleh murid lain karena dilakukan pada
banyak anggota.
Teori Multiple Intelligence
Teori Triarkis Sternberg. Inteligensi
muncul dalam bentuk: analitis, kreatif, dan praktis.
Inteligensi analitis : kemampuan untuk
menganalisis, menilai, mengevaluasi, dan membandingkan.
Intigensi kreatif : kemampuan untuk
mencipta, mendesain, menemukan, dan mengimajinasikan.
Inteligensi praktis : fokus pada
kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan
mempraktikkan.
Delapan Kerangka Pikiran Gardner.
1. Keahlian
verbal
2. Keahlian
matematika
3. Keahlian
spesial
4. Keahlian
kinestetik
5. Keahlian
musik
6. Keahlian
intrapersonal
7. Keahlian
interpersonal
8.
Keahlian naturalis
Proyek
Spektrum. Usaha inovatif yang dilakukan Gardner
untuk menguji delapan inteligensi anak-anak. Diawali dengan ide bahwa setiap
murid memiliki potensi untuk mengembangkan kekuatan di satu atau dua area.
Key
School. Terbuka untuk semua anak di
Indianapolis, karena terlalu populer maka terpaksa yang diterima dipilih
berdasarkan undian. Guru dipilih berdasarkan kemampuannya dibidang tertentu.
Tujuannya ubtuk membuat murid menemukan sendiri minat dan bakat masing-masing,
dan membiarkan mereka mengeksplorasinya, dengan begitu murid akan tau dimana kelebihan
yang ia miliki.
Emotional
Intelligence. Menurut Goleman, emotional inteligence
terdiri dari empat area:
·
Kemampuan untuk
memisahkan perasaan dari tindakan
·
Mampu mengendalikan
amarah
·
Memahami perspektif
orang lain
·
Mampu memecahkan
masalah hubungan
Kontroversi
dan Isu dalam Inteligensi
1) Sifat
dan Asuhan
2) Etnis
dan Kultur
·
Perbandingan etnis
·
Bias kultural dan tes
yang fair secara kultural
3)
Tes yang fair secara kultural
4)
Pengelompokan dan Penelusuran Kemampuan
·
Pengelompokan (penelusuran) kemampuan
antarkelas
·
Pengelompokan Kemampuan
dalam Kelas
Gaya
Belajar dan Gaya Berfikir
Dikotomi
Gaya Belajar dan Berpikir
1. Gaya Implusif/Reflektif
Yakni, murid cenderung bertindak cepat atau menggunakan lebih
banyak waktu untuk merespon dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Murid
inplusif sering kali melakukan kesalahan. Riset thd implusivitas/refleksi dapat
memengaruhi pendidikan. Dibandingkan dengan murid yang implusif, murid
reflektif lebih mungkin melakukan tugas seperti:
1.
Mengingat
informasi yang terstruktur.
2.
Membaca
dengan memahami dan menginterpretasi teks.
3.
Memecahkan
problem dan membuat keputusan.
2. Gaya Mendalam/Dangkal
Yakni sejauh mana murid mempelajari materi belajar dengan satu
cara yang membantu mereka untuk memahami makna materi tersebut (gaya mendalam)
atau sekedar mencari apa-apa yang perlu untuk dipelajari (gaya dangkal). Murid
dengan gaya dangkal tidak mampu mengaitkan apa-apa yang mereka pelajari dengan
kerangka konseptual yang lebih luas. Cenderung belajar pasif, hanya mengingat
informasi. Murid dengan gaya mendalam lebih aktif memahami apa-apa yang mereka
pelajari dan memberi makna pada apa yang perlu untuk diingat.
Kepribadian dan Tempramen
Kepribadian atau personalitas adalahpemikiran, emosi, dan perilaku tertentu yang menjadi ciri dari
seseorang dalam menghadapi dunianya.
Tempramen
Yakni gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan atau
respon. Klasifikasi paling terkenal adalah oleh Alexander Chess dan Stella Thomas,
mereka percaya bahwa ada tiga tipe tempramen:
·
"Anak
muda" memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah
beradaptasi dengan pengalaman baru.
·
"Anak
sulit" cenderung bereaksi negatif, agresif, kurang kontrol diri, lamban
dalam menerima pengalaman baru.
·
"Anak
lambat bersikap hangat" beraktivitas lamban, agak negatif, lamban
beradaptasi, intensitas mood rendah.
0 komentar:
Posting Komentar